Translate

Sabtu, 29 November 2014

sepi

                                                                                                                                                                                                                                                            










                                          

Cara Cari Sarang Lebah Trigona di Alam

Cara Cari Sarang Lebah Trigona di Alam



Sebelum menjelaskan bagaimana cara mencari lebah trigona di alam terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa dan bagaimana lebah trigona mempertahankan diri, bagi yang sudah tahu cukup ikut menyimak saja.


Sebagaimana kita tahu lebah trigona adalah lebah berukuran kecil yang tak memiliki sengat,  namun demikian bukan berarti mereka lemah dalam hal pertahanan diri, selain mengandalkan propolis sebagai pertahanan mereka juga memiliki gigitan yang lumayan kuat, memiliki trik dalam menentukan sasaran penyerangan, bila menyerang manusia biasanya mereka memilih bagian tubuh kita yang lumayan vital dan memiliki daerah kejut seperti lubang hidung, lubang telinga, leher, mata dan sela-sela rambut. Walau pun gigitannya tidak membahayakan namun terasa cukup mengejutkan dan mengganggu bila terus di biarkan. Setiap lebah memiliki kebiasaan menyerang orang yang pertama mereka kenali, jadi jangan heran kalau melihat ada seseorang yang terus di kejar-kejar sementara temannya yang lain di cuekin…

Untuk menghindari serangan brutal para lebah, orang tua kita mengajari cara mengatasinya dengan mantera-mantera tertentu, contohnya baca ejaan caraka ‘hanacaraka..dst’ tapi dibacanya harus terbalik, atau berkata berulang-ulang kalimat ‘pait-pait’ ketika lebah menyerang kita. Kalau kita turuti ajaran tersebut dijamin bodoh dan makin tertinggal dalam bisnis perlebahan, hehehe…

Cara terbaik menghindari serangan lebah trigona adalah memahami karakter lebah itu sendiri, contohnya lebah trigona sangat senang dengan orang yang berkeringat apalagi yang belum mandi, apeknya tubuh orang yang belum mandi akan menarik perhatian para lebah. Mengapa demikian? Dalam dunia ilmiah lebah trigona dikenal juga sebagai lebah keringat (sweat bee), mereka cenderung menyukai keringat karena dalam setiap keringat mengandung mineral penting yang di butuhkan oleh setiap lebah. Nah, orang yang belum mandi cenderung lebih berkeringat karena suhu tubuhnya lebih tinggi dibanding orang yang sudah mandi, jadi jangan coba-coba mendekati sarang lebah trigona bila Anda belum mandi.

Bila Anda sudah tahu cara menghindari serangan lebah maka tinggal belajar mengenali tempat-tempat dimana saja lebah trigona bersarang di alam. Di daerah tertentu lebah trigona dengan mudah dapat kita temukan di kawasan pemukiman warga, mereka biasa bersarang di bagian konstruksi rumah, dangau di kebun, kandang ternak dan ditempat lain yang dibuat manusia.

Bangunan yang ditinggali lebah trigona biasanya di bangunan yang masih tradisional seperti rumah panggung atau rumah setengah badan. Di bangunan seperti ini mereka memilih bersarang di bagian-bagian yang sulit di jangkau dan sering diabaikan manusia, contohnya di bagian atap rumah, penahan palupuh (lantai bamboo), daun pintu dan tempat lainnya.

Ada yang berpendapat keberadaan sarang lebah disekitar pemukiman warga ditenggarai karena rusaknya hutan kita yang kian parah dari hari kehari, kerusakan hutan mendorong lebah hijrah ke tempat yang dianggap lebih aman untuk beregenerasi. Pendapat tersebut mungkin ada benarnya namun kurang tepat saja, faktanya sudah sejak jaman dulu lebah trigona itu biasa hidup berdampingan dengan manusia padahal saat itu keberadaan hutan kita masih sangat baik dan menyediakan sumber pakan yang melimpah ruah. Alasan banyaknya lebah trigona memilih bersarang di bangunan warga merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Berdasarkan hasil penelitian saya jenis lebah yang biasa bersarang disekitar pemukiman warga di dominasi oleh jenis lebah trigona yang berukuran tubuh kecil seperti T. laeviceps, T. iridipennis, T. incisa, dan T. hockingsii. Sedangkan lebah trigona yang bertubuh lebih besar biasanya lebih memilih bersarang di lokasi yang sulit dijangkau manusia, seperti di puncak gunung, tebing, lembah, aliran sungai besar dan hutan belantara.   

Di alam bebas lebah trigona bersarang di pepohonan yang berlubang, di batuan berongga, di batu karang dan di tanah bertebing, hampir semua jenis lebah trigona mampu bersarang di seluruh media yang disebutkan tadi, walau ada jenis tertentu yang sangat spesifik dalam memilih media sarang seperti T. thoracica yang mayoritas memilih tanah sebagai media sarang koloninya. Jenis lain yang memilih media tertentu sebagai sarangnya adalah T. Itama, jenis ini cenderung memilih media kayu untuk sarangnya seperti di lubang pohon-pohon besar dan atau tunggul dari kayu keras.

Untuk menemukan sarang lebah trigona di alam memerlukan kejelian dalam mengenali ciri-ciri sarang, setiap sarang lebah trigona memiliki jalur pintu masuk (entrance) yang khas dan gampang dikenali karena menggunakan beragam material propolis dalam membangunnya. Ada beberapa bentuk pintu masuk ke sarang lebah trigona, ada yang berbentuk seperti corong, seperti pipa dan ada yang hanya mengoles-oleskan resin dan getah disekitar pintu masuknya, yang pasti setiap pintu masuk lebah trigona ditandai oleh getah dan resin serta material lain yang diatur dan hanya dikenali oleh masing-masing koloni.

Resin dan getah penanda koloni, selain ditempatkan disekitar pintu masuk ditempatkan pula di beberapa tempat tertentu yang jaraknya tidak jauh dari lokasi sarang, tanda itu ada yang ditempelkan di batuan, di bagian pohon dan media lain seperti daunan kering. Tanda khusus dibuat koloni lebah diperkirakan sebagai petunjuk arah dan pengaturan rute yang ditentukan oleh setiap koloni lebah trigona agar mudah kembali ke sarangnya. Tanda khusus itu dibuat oleh para lebah pekerja dan hanya mereka yang mengenali petunjuk-petunjuk arah itu, sedangkan koloni lebah yang lain memiliki petunjuk arah yang berbeda, jadi dipastikan tiap koloni tidak akan tersasar ke sarang koloni lain. Secara fisik tanda khusus itu dapat kita kenali asal kita jeli dalam mencarinya.

Demikianlah sobat, bagaimana cara mencari sarang lebah trigona di alam bebas. Mereka ada dimana-mana asal kita mau mencarinya. Namun, mohon di ingat melakukan perburuan lebah trigona di alam bebas dapat berisiko mengurangi populasi lebah trigona di alam, hal ini kurang bijak dilakukan kecuali untuk tujuan pelestarian melalui pembudidayaan, itu pun harus ditunjang dengan pengetahuan yang cukup tentang lebah tak bersengat sebelum Anda berpikir membudidayakannya. Kalau tidak, alih-alih pelestarian malah memusnahkan spesies lebah trigona di alam yang merupakan kekayaan keanekaragaman hayati bangsa kita.

Jadi utamakanlah pelestarian alam dulu ya..



Bila ingin mengetahui lebih lanjut serta memiliki kemampuan budidaya lebah trigona, sobat bisa ikut Pelatihan Teknis Budidaya Lebah Trigona pada program 2nd Natural School yang diselenggarakan komunitas kami, terbuka untuk umum. Sampai jumpa...